Influencer Marketing Lebih Powerful untuk Pelaku UKM – Di tengah arus media sosial yang banyak diganderungi generasi muda, membuat pengaruh influencer marketing semakin kentara. Pasalnya, melalui posting-an para “selebgram” dan banser Twitter, produk yang diiklankan tidak terasa iklan bagi konsumen. Apalagi, influencer tersebut bukan para artis beken, sehingga dianggap mewakili suara konsumen yang sebenarnya.
Anthony Reza, pendiri dan CEO Indonesia GetCraft mengatakan, influencer marketing memiliki keunggulan, salah satunya konten promosi yang diunggah influencer bisa dilihat oleh seseorang yang sebelumnya tidak pernah mengenal produk tersebut. Kecenderungan konsumen untuk membeli barang tersebut sangatlah tinggi.
“Karena 8 dari 10 konsumen terbukti sangat mempercayai rekomendasi dari orang-orang yang mereka kenal. Ini menjadi bukti bahwa kesadaran terhadap konversi bisa terjadi secara instan,” jelas Reza.
Reza mengambil contoh kampanye untuk sebuah platform e-commerce, di mana perusahaannya GetCraft bekerja dengan 200 influencer untuk menciptakan rangkaian konten yang menghasilkan total 1,8 juta views dan setengah juta engagement dalam sehari.
“Konten bersponsor juga merupakan salah satu cara yang efisien dari segi biaya untuk membuat sebuah brand dikenal dan populer di mata publik, tentu saja karena cara ini mencakup pembuatan konten penerbitan,” ujar Reza.
Hingga kini, sambung dia, GetCraft sudah memiliki 4.000 pembuat konten dalam jaringannya, termasuk penerbit dan influencer.
Tahun lalu, pasar konten/content marketplace menjalankan lebih dari 2.000 kampanye di seluruh Asia Tenggara, mewakili 170 brand di seluruh industri dan kategori produk. Reza bilang, pada tahun 2018, pihaknya akan meluncurkan sebuah laporan terbaru mengenai Digital Ekonomi Kreatif Indonesia 2018.
Solusi Holistik Bagi Pengusaha Muda – Penelitian dari Universitas Tennessee (2013) mengatakan bahwa, 25% bisnis menemui kegagalan setelah 1 tahun, dan 35% dari total yang berhasil di tahun pertama akan kembali menemui kegagalan setelah tahun kedua. Kegagalan menjadi lebih besar lagi di tahun ketiga, yaitu sebesar 44%. Artinya jika ada 10 bisnis, maka hanya akan ada 2-3 bisnis saja yang akan bertahan setelah tahun ketiga.
Maka, tak heran meskipun konsep bisnis yang kuat sekalipun tidak akan terwujud secara sempurna tanpa dukungan sisi finansial yang tepat. Berkaitan dengan itu, Fintax Fair 2019 pun akan digelar pada tanggal 17-18 Januari 2019, di Assembly Hall Menara Mandiri. Tujuan diadakan Fintax Fair tersebut untuk menjadi dukungan holistik dalam berbagi pengetahuan entrepreneurship bagi para pengusaha muda di Indonesia. Dengan tema ‘Cerdas Finansial, Perpajakan, dan Teknologi’, acara tersebut akan mengupas segala ilmu yang perlu diketahui dan solusi teknologi yang dibutuhkan dalam membangun sebuah usaha.
Hadirnya Fintax Fair merupakan momen yang tepat, bersamaan dengan waktu dimana pemerintah Indonesia juga terus memberi dorongan dan melakukan motivasi kepada kaum muda agar memiliki semangat kewirausahaan. Menurut data olahan Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini jumlah wirausaha di Indonesia baru mencapai 3,1 persen dari total penduduk usia produktif. Jumlah ini terbilang minim dibandingkan dengan tingkat wirausaha di negara-negara maju yang bisa mencapai 14 persen.
“Kami percaya bahwa terdapat jiwa entrepreneur di dalam setiap orang, dan terdapat berbagai ide bisnis brilian yang saat ini belum terungkap dan terwujud. Namun dari tahun ke tahun, persyaratan untuk menjalankan bisnis semakin kompleks. Oleh karena itu, untuk mewujudkan mimpi para pengusaha muda, dan memastikan bahwa bisnis yang mereka ciptakan terus sustainable, Fintax Fair 2019 hadir untuk memberikan dukungan dari segi edukasi dengan menggandeng sejumlah praktisi dan profesional yang dapat memberi berbagai insight penting,” jelas Teguh Harapan, CMO PT Harmoni Solusi Bisnis selaku organizer dari Fintax Fair 2019.
Adapun pembicara yang telah memastikan kehadirannya antara lain Iwan Djuniardi, Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi; Merry Riana, Motivator Wanita No. 1 di Indonesia & Asia; Yustinus Prastowo, Founder Center For Indonesia Taxation Analysis (CITA); Yohanes G. Pauly, World Top Certified Coach CEO & Master Coach of GRATYO; Tanadi Santoso, Founder Business Wisdom Institute & Host “Business Wisdom’ di PASFM; Prita H. Ghozie, Founder & Director, ZAP Finance, Tung Desem Waringin, dan Adinata Widia, Senior Vice President, P.T. Mandiri (Persero) Tbk.
Selain itu, dia menambahkan, para pengusaha juga bisa mendapatkan solusi nyata melalui teknologi dan inovasi terkini yang akan ditampilkan untuk mendukung perkembangan usaha mereka. Ya, kemajuan teknologi menuntut para pengusaha muda untuk lebih kreatif dan inovatif, dan fleksibel terhadap perkembangan yang terjadi secara pesat. Selain memberikan wawasan dan solusi inovasi teknologi terbaru untuk membantu para perintis bisnis dalam mengembangkan usahanya Fintax Fair 2019 juga menawarkan sesi “Tax Fair” – dimana para pebisnis dapat melakukan sesi konsultasi pajak secara gratis dengan lebih dari 20 konsultan berlisensi untuk pelaksanaan kewajiban pajak usaha mereka.